Ada banyak cara untuk merencanakan kehamilan, metode kalender atau Calendar charting adalah salah satunya. Nah bagi mereka yang tertarik pada metode ini, ada beberapa hal yang harus lakukan.
Pertama, perlu mencatat panjang siklus mentruasi setidaknya 6 bulan, lebih baik 1 tahun berturut-turut. Yang dimaksud dengan panjang siklus menstruasi tersebut adalah jumlah hari dihitung dari hari pertama menstruasi sampai dengan hari pertama menstruasi berikutnya. Sebagai contoh, bila menstruasi seseorang pada bulan Januari dimulai pada tanggal 1, kemudian pada bulan Februari mulai pada tanggal 1 juga, maka panjang siklus mentruasi tersebut adalah 31.
Kedua, buatlah kesimpulan dari data yang dimiliki berapa siklus terpendek dan berapa siklus terpanjang, misalnya siklus terpendek 24 hari dan siklus terpanjang 31 hari.
Ketiga, kurangi siklus terpendek dengan angka 21 dan kurangi siklus terpanjang dengan angka 10. Dari contoh di atas kita mendapat angka: 24-21 = 3 ; 31-10 = 21. Angka 21 ini diperoleh dari pemahaman fisiologis berikut: ketahanan hidup sperma maksimal adalah 5 hari, lutheal phase (masa dari saat ovulasi sampai pada menstruasi yang berikutnya) maksimal adalah 16 hari. Penjumlahan masa ketahanan sperma maksimal dengan masa lutheal maksimal adalah 5 + 16 = 21 hari . Sedangkan angka 10 didapatkan dari lutheal phase minimal yang adalah 11 hari dikurangi 1 hari post ovulasi yang menunjukkan ketahanan hidup ovum.
Keempat, dari data tersebut kita mendapat kesimpulan masa subur potensial adalah pada hari ke 3 sampai dengan hari ke 21. Itu berarti hanya ada sekitar satu minggu "masa aman" untuk berhubungan.
Dari uraian di atas kita bisa simpulkan bahwa metode ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang telah melakukan pencatatan dengan teliti siklus menstruasinya minimal 6 bulan berturut-turut.
Perhitungan di atas juga memperlihakan bahwa metode ini kurang menguntungkan bagi mereka yang siklus menstruasinya memiliki variasi yang amat besar, karena semakin besar perbedaan antara siklus terpendek dan siklus terpanjang, maka semakin sempitlah "masa aman"-nya. Metode ini cukup efektif bila didasarkan pada perhitungan yang akurat dan disertai dengan disiplin yang tinggi, namun bila tidak maka angka kegagalannya cukup memprihatinkan. Karena itu setiap pasangan yang ingin mengaplikasikan metode ini harus membicarakan secara terbuka dengan pasangannya dan bersama-sama mengambil komitmen untuk mensukseskannya.
Bila seseorang sangat menginginkan untuk mengaplikasikan metode ini sementara "masa aman"-nya amat pendek, bisa mempertimbangkan untuk mengkombinasikannya dengan metode lain, misalnya kondom. Jadi pada masa tidak aman hubungan dilindungi dengan kondom.
Posisi hubungan tidak memiliki pengaruh pada efektifitas metode ini. Keunggulan metode ini yang paling hakiki adalah kesempatan untuk membangun kemampuan menguasai diri dari dorongan seksual. Tetapi yang harus disadari, tidak ada metode yang 100% berhasil. Amsal 16 : 9 Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya. Be WiSe, always remember Wisdom for Sex Life. (draw)
Dr. Andik Wijaya, MRepMed adalah seorang dokter spesialis dan juga seorang hamba Tuhan yang memiliki karunia pengajaran. Dengan visi dan misi yang diyakininya menjadi panggilan hidupnya, beliau kemudian mendirikan YADA Institute, The School of Everlasting Intimacy. Melalui institusi ini Andik mengimani bahwa Tuhan memanggil, memperlengkapi, mengutus dan mengurapinya untuk mengajarkan Everlasting Intimacy (keintiman abadi) melalui penyingkapan misteri seksual. Karena itu dua tema utama dalam setiap pelayanan YADA Institute adalah Menyingkap Misteri Seksual, Membangun Keintiman Abadi. Saat ini beliau banyak memberikan seminar pengajaran di berbagai kota di Indonesia.